Hari Ini:

Sabtu 13 Aug 2016

Jam Buka Toko:

15.00 - 21.00

Telpon:

085785303044

SMS/Whatsapp:

085785303044

Email:

order@filmgunung.com

Free Download Film EVEREST 2015 Bluray Subtitle Indonesia

01 December 2015 - Kategori Blog

Kisah nyata tragedi Everest pada tahun 1996 membuat sutradara Baltasar Kormakur mengangkatnya dalam sebuah film layar lebar berjudul Everest.

Silahkan Download Gratis Disini, Gak pake lama All Free speed Full dach pake uptobox.

disarankan Download Pake Komputer jangan Hape.

Klik Linknya langsung http://uptobox.com/t9qw2yj5spkq

Film berdurasi 150 menit ini wajib ditonton para pendaki dan juga pecinta film Hollywood. Sutradara Kormakur tidak mengangkat cerita hanya berdasarkan sudut pandang buku Into Thin Air: A Personal Account of the Mt. Everest Disaster, karya  Jhon Krakauer, yang juga merupakan pendaki yang selamat dari tragedi Everest 1996.

CAPEK DOWNLOAD ?? MISKIN BANDWITH ?? INTERNET LEMOT ??

Bisa koq kita bantuin buat Kirim Film ini ke alamat anda..silahkan order sajah disini

http://www.filmgunung.com/everest-2015-bluray-subtitle-indonesia/

Dalam buku Into Thin Air, John terlalu menyudutkan Anatoli Boukreev sebagai salah satu penyebab meninggalnya beberapa pendaki. Namun di film yang  tayang di Indonesia pada 16 Oktober 2015 ini, Kormakur turut mengambil kesaksian dari pendaki lain yang juga selamat dari tragedi tersebut.

Rob Hall (Jason Clarke) bekerja sebagai pemandu di Adventure Consultant, sebuah layanan traveling yang memandu para pendaki untuk mencapai ke puncak gunung Everest di Himalaya. Pada pertengahan tahun 1996 ia memimpin beberapa orang untuk mencapai puncak gunung, dimana ada delapan orang yang dipimpin olehnya dan belum ada yang berpengelaman mendaki ketinggian lebih dari 8000m.

Bersama dengan tim Rob Hall ada tim lain yang dipimpin oleh Scott Fischer (Jake Gyllenhall)dari Mountain Madness Expedition. Scott juga membawa delapan orang klien pendaki menuju ke puncak Everest. Kedua tim ini akhirnya bekerja sama untuk mencapai puncak Everest, menargetkan tanggal 10 Mei 1996 untuk bersama mencapai puncak Everest.

Mendaki puncak tertinggi di dunia itu tentu bukanlah hal yang mudah. Perjuangan yang dilakukan kedua tim pendaki ini sangatlah berat karena sesekali mereka diterpa badai salju yang besar selama pendakian.

Kedua tim pendaki ini akhirnya berhasil mencapai puncak, meski beberapa diantara mereka terpaksa turun terlebih dahulu. Tapi musibah yang sesungguhnya terjadi ketika para pendaki ini berusaha untuk turun dari puncak gunung. Para pendaki telah kehabisan oksigen dan kondisi cuaca semakin parah. Badai besar menyapu para pendaki yang masih berada di puncak gunung, menewaskan para pendaki termasuk pemandu Rob Hall dan Scott Fischer.

Kisah pendakian gunung memang selalu menjadi topik menarik untuk diangkat ke layar lebar. Apalagi untuk puncak tertinggi di dunia yaitu Everest, bukan cuma kisah bahagia dari para pendaki yang berhasi mencapai puncak tapi juga kisah haru dari mereka yang harus tumbang selama perjalanan. Perjuangan kelompok pendaki untuk mencapai puncak bisa seketika berubah menjadi perjuanhan antara hidup dan mati.

Dan kali ini yang diangkat kelayar lebar adalah kisah perjalanan dari seorang pemandu ternama Rob Hall, yang sebelumnya juga pernah di filmkan di tahun 1997 dari buku milik Jon Krakauer, Into The Thin Air. Namun baik film dan buku tersebut dianggap terlalu menyudutkan Rob Hall yang disebut telah gagal memandu para pendaki sehingga terjadi malapetaka yang menyebabkan tewasnya para pendaki.

Film Everest menggambarkan secara detail bagaimana perjuangan para pendaki untuk mencapai puncak tertinggi di dunia tersebut. Terutama karena film ini hadir dengan format 3D, sehingga para penonton bisa merasakan atmoser yang lebih dalam dengan drama petualangan. Bagaimana setiap jengkal di ketinggian membuat kita sebagai penonton ikut menarik napas dalam, karena merasakan ketegangan tinggi.

Syuting film Everest sendiri sebagian besar memang dilakukan dipuncak gunung. Tidak seperti film tentang pendakian kebanyakan yang lebih banyak menggunakan setting tempat di dalam studio. Keindahan alam pegunungan kali benar-benar tergambarkan lebih sempurna. Syuting film tersebut dilakukan Otztal Alps di italy, dimana suhu beku yang sangat dingin dan para pemain yang menggigil, menampilkan keadaan pendakian yang sesungguhnya.